Penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan hermeneutik ini bertujuan untuk mengungkap bentuk, makna, dan fungsi ritual vunja. Hasil penelitian menyimpulkan bentuk ritual vunja terdiri atas delapan tahapan, yaitu molibu, mompelohi, mompanggahe, mompayo ada-ada manusia, mombangu vunja, mompanau ntoniasa, rego, dan patompo manu. Makna yang terkandung dalam ritual vunja adalah makna simbol verbal dan makna simbol nonverbal. Sementara itu, fungsi ritual vunja adalah
(1) sebagai bentuk penghargaan kepada nenek moyang yang telah memberikan hasil panen yang berlimpah,
(2) bentuk persembahan dengan harapan diberikan hasil yang lebih baik lagi pada musim tanam berikutnya,
(3) wadah gotong royong masyarakat setempat untuk kelancaran pelaksanakan ritual vunja, dan
(4) wadah menjalin
interaksi antara masyarakat yang melaksanakan vunja dengan kerabat yang datang
dari desa lain.
Menurut pengakuan salah seorang
tetua adat, masyarakat Desa Toro sejak dulu sudah menggantungkan hidupnya pada
dua nilai moral, yaitu hintuvua dan katuvua. Hintuvua adalah nilai-nilai moral
dalam membangun hubungan antar sesama manusia dengan berlandaskan saling cinta,
penghargaan, solidaritas, dan musyawarah. Sedangkan, katuvua adalah nilai-nilai
ideal tentang pola hubungan antara manusia dengan lingkungannya yang didasari
pada keselarasan pola hidup dengan alam.
Berdasarkan dua nilai moral tersebut, tidak salah jika Desa Toro mempunyai
hasil panen yang baik sehingga menjadi lumbung padi bagi Kabupaten Sigi.
Apalagi, padi dari desa ini terkenal memiliki kualitas yang baik.
Untuk mengungkapkan rasa syukur atas panen yang berlimpah tersebut,
masyarakat Desa Toro mempunyai ritual adat yang menyangkut hari panen raya
bernama vunja ada mpae. Upacara ini biasa dilakukan ketika menjelang panen
raya.
Ritual vunja ada mpae diawali dengan pembicaraan antara para tetua desa
dengan orang-orang yang berwenang merancang segala kegiatan seputar pertanian,
dikenal dengan nama tina ngata. Orang-orang yang tergabung dalam tina ngata
adalah mereka yang memiliki pengetahuan tentang ilmu perbintangan, sehingga
bisa menjadi pedoman dalam memutuskan berbagai hal yang berkaitan dengan
pertanian, pengolahan ladang, dan sawah.
Hasil perbincangan para tetua adat dengan tina ngata kemudian disebarkan
kepada masyarakat desa. Setelah berita akan dilaksanakannya perayaan vunja ada
mpae menyebar di masyarakat, kemudian para tetua adat dan tina ngata bertemu
kembali untuk menentukan hari dilaksanakannya perayaan tersebut.
Setelah hari perayaan sudah ditentukan, dilaksanakanlah maeko. Maeko adalah acara mengundang masyarakat desa tetangga untuk turut serta dalam perayaan vunja ada mpae. Maeko merupakan salah satu implementasi dari nilai hintuvu yang diajarkan oleh para leluhur Desa Toro dalam kehidupan bermasyarakat.
Perayaan vunja ada mpae pada umumnya dilaksanakan di tanah lapang. Di bagian tengah tanah lapang tersebut, dibuat bangunan adat yang disebut lobo. Lobo adalah bambu-bambu yang dibentuk sedemikian rupa untuk meletakkan berbagai hasil panen desa.
Pada perayaan ini, masyarakat desa bergembira menikmati hidangan yang telah
tersedia, berupa kue-kue dan hasil kebun. Perayaan vunja ada mpae juga menjadi
sarana bagi masyarakat untuk berbaur dengan para tetua adat – yang mengenakan
pakaian yang terbuat dari kulit kayu yang disebut mbesa.
Pada tahap selanjutnya, tetua adat akan memimpin doa sebagai perwujudan rasa syukur atas panen yang melimpah. Disusul dengan tabuhan giam (gendang) yang dilanjutkan dengan kemunculan para penari raego. Tari raego merupakan tari sakral yang hanya dipentaskan saat perayaan vunja ada mpae. Tari ini diiringi musik yang bersumber dari tabuhan gendang dan instrumen gitar. Di sela-sela musik, terdapat syair-syair yang isinya mengandung ucapan syukur dan kegembiraan.
Vunja ada mpae merupakan upacara adat yang lekat hubungannya dengan ciri
masyarakat Nusantara yang agraris. Perayaan hasil panen tersebut merupakan
representasi dari kearifan lokal masyarakat Desa Toro terhadap alam dan sesama
manusia. Selain itu, juga sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil
panen yang melimpah.
0 comments:
Posting Komentar